Rabu, 30 April 2008

MERETAS IDE TEKNOLOGI INFORMASI MASUK DESA

Dari sumber Wikipedia Indonesia – ensiklopedi bebas berbahasa Indonesia – didapatkan pengertian tentang teknologi informasi. Teknologi informasi dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi dan informasi. Jadi teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke penerima sehingga lebih cepat, lebih luas sebarannya, lebih lama penyimpanannya.

Bahasa adalah basic teknologi yang mampu memudahkan informasi sampai kepada orang lain. Agar informasi dapat bertahan lama muncul teknologi gambar. Hasil dari teknologi gambar salah satunya adalah huruf alfabet dan arabic. Kedua komponen terakhir ini kemudian jadi cikal bakal lahirnya teknologi tulisan sebagai penyampai informasi.

Seiring dengan perkembangan jaman, aktifitas penyampaian informasi memperluas penyebarannya dengan sangat menakjubkan, oleh karena itulah kemudian abad 21 disebut era teknologi informasi. Luasnya cakupan teknologi informasi diikuti oleh semakin majemuknya subyek dan obyek informasi yang kemudian menumbuhkan kebutuhan informasi sebagai bahan berkomunikasi. Disisi ini terjadi konvergensi aktifitas informasi kedalam aktifitas komunikasi ataupun sebaliknya sehingga tersebutlah istilah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau bahsa kerennya ICT (Information and Communication Technology).

TIK dan Pembangunan

Kenyataan menunjukkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa perubahan penting dalam perkembangan peradaban, terutama perekonomian dunia. Abad ke-21 diyakini menjadi era informasi-ekonomi (digital-economic) dengan ciri khas perdagangan yang memanfaatkan elektronika (electronic commerce). Kita tentu masih ingat boomingnya perusahaan dotcom di negeri ini!

Di sektor pembangunan terjadi pergeseran strategi pembangunan dari pembangunan industri menuju ke era informasi (information age). Pergeseran ini memberikan implikasi terhadap terjadinya proses transisi perekonomian dunia yang semula berbasiskan pada sumber daya (resource based economy) menjadi perekonomian yang berbasis pengetahuan (knowledge based economy).

Pembangunan TIK merupakan sumber terbentuknya iklim yang menjadi landasan bagi tumbuhnya kreativitas sumberdaya manusia, yang pada gilirannya dapat menjadi sumberdaya pertumbuhan dan daya saing ekonomi. Oleh karena itu, teknologi informasi dan komunikasi merupakan faktor yang memberikan kontribusi sangat signifikan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peranannya yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.

TIK Masuk Desa

Dalam kerangka otonomi maka cluster pembangunan daerah yang paling penting dan sudah selayaknya menjadi perhatian, adalah pembangunan di perdesaan. Desa sebagai miniatur pemerintahan terkecil harus dijadikan basis pembangunan. Untuk itu pembangunan TIK juga seharusnya diarahkan ke perdesaan.

Keterbukaan informasi dan keleluasaan komunikasi akan mampu membuka keterisolasian desa. Kita tentu ingat sebelum televisi memasuki desa, betapa tertinggalnya masyarakat kita. Yang merasakan kemajuan hanyalah urang kuta sementara urang desa masih berkutat dengan kegelapan.

Dus ketika listrik masuk desa, televisi pun menjadi barang primadona sehingga menjadi kelengkapan utama rumah di desa-desa. Tuntutan akan perbaikan kesejahteraan pun semakin meningkat, sejurus dengan itu wawasan dan pengetahuan masyarakat desa semakin bertambah.

Mempertegas hal ini sebuah penelitian Tim dari Institut Teknologi Bandung, dimana hasilnya disampaikan pada Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia di Bandung, merekomendasikan sebuah roadmap TIK nasional yang berorientasi di perdesaan. Adapun tahapan-tahapan konsep yang disusun dalam rekomendasi ini adalah Desa Perintis tahun 2005, Desa Berdering Terpadu 2010, Desa Online 2015, Desa Multimedia 2020 dan Masyarakat Informasi 2025.

Melihat matrik Program Pembangunan 2007 yang terdapat dalam Dokumen RPJM Nasional, pemerintah juga mengarahkan pembangunan sarana dan prasarana TIK ke perdesaan. Dibidang kelistrikan misalnya pemerintah menetapkan sasaran program pada usaha meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam pembangunan ketenagalistrikan di pedesaan.

Kemudian di bidang pos dan telekomunikasi pada tahun 2007 pemerintah pusat mencanangkan pembangunan baru fasilitas telekomunikasi sekurang-kurangnya 16 juta sambungan telepon tetap, 25 juta sambungan bergerak, dan 43 ribu sambungan di daerah perdesaan. Pembangunan fasilitas Community Acces Point di 45 ribu desa. Apabila rencana ini dapat terealisasi dan dilanjutkan secara konsisten maka impian terwujudnya masyarakat informasi 2025 bukanlah sebuah kemustahilan.

TIK Swadaya Rakyat

Salah satu jurus jitu mempercepat penetrasi TIK di perdesaan adalah mengembangkan solusi infrastruktur TIK murah, meriah dan sarat teknologi. Solusi seperti ini bukan lagi hal yang asing karena secara praktis telah dikembangkan para praktisi TIK Indonesia. Misalnya teknologi wireless Wajanbolic, yang diperkenalkan beberapa waktu lalu oleh Pakar teknologi informasi DR Onno W Purbo pada Workshop Wajan Bolic & Teknologi 4G di Banjarmasin, pada dasarnya adalah teknologi penguatan sinyal frekwensi 2,4GHz yang telah dibebaskan pemerintah pusat untuk dipergunakan masyarakat secara luas.

Kata Wajanbolic diambil dari persamaan kata Parabolic. Secara teknologi keduanya sama, namun disisi biaya jauh lebih murah Wajanbolic. Jika dihitung-hitung teknologi Wajanbolic, untuk standar harga sekarang, berkisar antara 200.000 sampai dengan 250.000 rupiah. Bandingkan dengan teknologi Parabolic, untuk harga antena saja mencapai 500.000 sampai 1.500.000. Wajanbolic mampu mengkoneksikan dua perangkat komputer yang letaknya berjauhan lebih dari 2 Km.

Dengan sedikit kreatifitas Wajan bisa pula diganti dengan kaleng, kotak susu, bahkan bekas daun pintu. Teknologi-teknologi seperti ini berkembang pesat di Indonesia mengalahkan perkembangannya diluar negeri, sampai-sampai banyak negara luar yang mengundang pakar-pakar rekayasa wireless dari Indonesia untuk dijadikan pemateri.

Yang penting pula dibahas adalah peran pemerintah khususnya pemerintah daerah mendukung pengembangan infrastruktur TIK Swadaya Rakyat. Peran pemerintah disini adalah sebagai regulator, stimulator dan motor yang berorientasi positif bagi pengembangan TIK di pedesaan.

Pemerintah daerah harus punya kebijakan yang jelas dan kondusif dalam bentuk program pengembangan infrastruktur aplikatif yang terukur. Penetapan program yang mampu mengedukasi masyarakat untuk mengerti pentingnya TIK bagi peningkatan kesejahteraan mereka. Memberikan kisi-kisi pemanfaatan sumber daya TIK bagi pengembangan perekonomian desa.

Pemerintah daerah harus memberikan stimulasi berupa kegiatan nyata seperti pembangunan titik-titik komunikasi atau Community Acces Point maupun Base Tranciever yang memadai secara teknis, serta melakukan edukasi pro aktif tentang TIK bagi masyarakat.

Sebagai motor tentunya lingkup pemerintah daerah sendiri harus terlebih dahulu menerapkan dan memanfaatkan TIK. Baik dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik maupun pelaksanaan pembangunan seperti yang diamanatkan dalam prinsip-prinsip Good Governance dan E-Government.

Tentunya tulisan ini hanyalah sekedar konsep tersurat yang mudah-mudahan dapat menjadi satu tawaran bagi peningkatan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Amin.

Samsul Ramli

Tim Teknologi Informasi dan Komunikasi Daerah (TIKDa) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Banjar

Tidak ada komentar: